Sabtu, 24 November 2012

berbagi cerita

Ini kisah seorang teman yang dulu sempat di tinggalkan pasangannya karena hal yang tak jelas, kini Dia telah menemukan seseorang untuk menjadi pendampingnya. Hal tersebut saya dengan dari sebuah media sosial, obrolan antara dia dan temannya, ini bukan soal kepo dan tidak sengaja saya melihatnya karena muncul di TL saya, melihat hal tersebut saya dan teman-teman saya bahagia mendengarnya walaupun tidak dari mulut teman saya tersebut. Beberapa hari sebelumnya kami sempat bertemu bersama kawan-kawan, salah seorang teman saya sempat menyeletukan kata “Kapan?” kepada teman saya yang berbahagia tersebut, saya dan seorang teman saya lainnyapun sempat kaget dan memelototi teman saya yang nyeletuk tersebut, karena kami tidak ada yang berani untuk bertanya hal sensitive tersebut kepada beliau, saat kami kaget itulah beliau memandang saya dengan curiga, padahal celetukan itu tidak ada dalam konsep dan pikiran kami, sentak saya pun terdiam dan kaget, namun beliau berkata “secepatnya”. Mulai dari situlah saya sempat berfikir mungkin dengan sebuah celetukan seseorang akan terbuka, bahkan mau menceritakan panjang dan lebar menganai kehidupan mereka. Banyak hal yang tidak kita sadari menjadi sebuah celetukan, misalnya saat kita menaiki kendaraan umum banyak orang yang bertanya kepada kita, bahkan bersanda gurau dengan kita walaupun sebelumnya kita belum pernah kenal. Saya banyak belajar dari yang namanya berbicara, saya bukan orang yang bawel, bukan juga orang yang senang bercerita, bahkan untuk menyapapun kadang ada rasa malu, dan ragu. Namun melalui sebuah tulisan saya bisa menceritakan banyak mengenai kejadian, serta peristiwa yang saya lihat bahkan isi hati pun bisa terbawa disana, seharusnya hal ang satu ini tidak boleh ikut serta, tapii itu harus terjadi  Kembali pada masalah teman saya tersebut, saya bangga terhadap beliau yang akhirnya menemukan pasangannya setelah sakit hati yang cukup panjang, singkat cerita sebenarnya kami belum kenal lama dengan beliau, beliau adalah teman diskusi yang asik bagi kami walaupun umur kami tidak jauh dari beliau, merasa muda, energik juga bertanggung jawab terhadap kami, kami hanya sekolompuk murid yang ingin mengetahui bagaimana kehidupan seorang guru yang kami anggap jauh sekali dari kehidupan celotehan atau sanda gurau, ternyata beliau orang yang asik untuk diskusi bahkan untuk bertanya mengenai kuliner. Beliau dan kami mempunyai hobi yang sama, foto, kuliner dan jalan-jalan. Namun sayang, kini beliau akan memasuki kehidupan yang baru yang berbeda dengan yang dulu. Kami berharap semoga berbahagia selalu, kami menunggu kabar baik dari mu BU, Ibu yang tidak cocok di panggil IBU GURU 