Selasa, 23 November 2010

KETERLIBATAN dan MOTIVASI mggu 8

A.Motivasi perilaku manusia
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
•Motivasi secara umum
1.Teori kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat
2.Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.

Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
•Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
•Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
•Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
•Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
•Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
•Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
•Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
3.Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku. Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas. Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
4.Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a)persepsi seseorang mengenai diri sendiri
b)harga diri
c)harapan pribadi
d)kebutuhaan
e)keinginan
f)kepuasan kerja
g)prestasi kerja yang dihasilkan.

Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a)jenis dan sifat pekerjaan
b)kelompok kerja dimana seseorang bergabung
c)organisasi tempat bekerja
d)situasi lingkungan pada umumnya
e)sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
•Motivasi konsumen secara khusus
Konsep motivasi konsumen secara khusus merupakan kebutuhan konsumen yang sangat penting bagi konsumen itu sendiri. Dalam hal ini pemasar akan mengerti apa yang sedang di inginkan oleh konsumen saat itu sehingga pemasar memperkenalkan produk tertentu dengan memperkenalkan barang-barang yang tersebut sehingga konsumen termotivasi oleh barang tersebut dan membelinya.

B.Klasifikasi kebutuhan dan strategi pemasaran
Akan memahami bagaimana kebutuhan seorang konsumen akan terpenuhi serta mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang baik untuk memancing konsumen. Banyak hal yang dilakukan para peneliti dalam menentukan kebutuhan konsumen, namun sekarang mereka merasa akan lebih berguna bila di klasifikasikan kebutuhan kedalam kategori mendasar yang luas dan paling membantu dalam mengerti perilaku konsumen.
Ringkasan klasifikasi kebutuhan konsumen
1.Fisiologis : dasar-dasar kelangsungan hidup
2.Keamanan : berkenan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3.Afiliasi dan Pemilikan : kebutuhan untuk di terima oleh orang lain, menjadi penting bagi mereka
4.Prestasi : keinginan dasar akan keberhasilan dalam mememnuhi kebutuhan pribadi
5.Kekuasaan : keinginan untuk mendapatkan kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain
6.Ekspresi diri : kebutuhan untuk mengembangkan kebebasan dalam mengekspresikan diri dan di pandang penting oleh orang lain
7.Urutan dan Pengertian : keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematis, dan pembangunan system nilai
8.Pencarian Variasi : pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
9.Atribusi Sebab-Akibat : estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian atau tindakan
Kesembilan hal tersebut dipengaruhi oleh teori Maslow mengenai tingkat kebutuhan manusia, namun menurut George Katona seorang peneliti perilaku konsumen menjelaskan bahwa prapotensi benar-benar mempengaruhi perilaku konsumen hingga jangkauan di mana keinginan yang sebelumnya diabaikan menampilkan diri paling sering sesudah pembelian memenuhi kebutuhan yang utama. Tindakan sesorang juga ditentukan oleh dorongan seseorang dalam menentukan sesuatu hal, dalam hal ini pembelian akan suatu barang.
Adapun stretegi pemasaran yang baik untuk menarik konsumen ialah menetapkan dan mengukuhkan prinsip bahwa pemasar harus menerima kebutuhan sebagaimana adanya. Kebutuhan tidak mungkin diciptakan atau di modifikasi oleh jenis upaya pemasar apapun, untuk itu tujannya selalu menempatkan produk atau jasa dalam pasar target sebagai alternative yang baik untuk pemenuhan kebutuhan. Selain hal tersebut ada beberapa cara tambahan yang dapat digunakan untuk menajamkan dampak pemasaran, yaitu :
•Menafsirkan penelitian dengan hati-hati
Orang memiliki cenderungan untuk memberikan jawaban yang dapat di terima secara social terhadap pertanyaan yang menyelidiki motivasi mereka.
•Bersiagalah terhadap kemungkinan konflik motivasional
Kurt Lewin mengajukan teori bahwa beberapa kekuatan menghasilkan gerakan kearah objek tujuan (mengacu pada pendekatan), sementara yang lain menimbulkan penginderaan.
•Bersiap untuk memberikan alasan yang dapat diterima secara social untuk pilihan
Motif pembelian yang paling penting mungkin berupa motif yang karena pelbagai alasan tidak ingin diakui secara sadar oleh konsumen. Bila demikina halnya, mungkin bijaksana untuk memberikan seperangkat alasan yang dapat di terima.
Contohnya : seorang sales mobil menjelaskan beberapa kelebihan dari produk yang ia tawarkan kepada calon pembeli.

Dari beberapa strategi tambahan yang terpenting ialah bagaimana motivasi ini sebagaimana adanya dan menemukan cara untuk menyajikan produk atau jasa sebagai sarana yang abash dari pemuasan motif.


Daftar Pustaka
Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-teori motivasi. http://www.psb- psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi
Anonym. 2010. Motivasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi 6 Oktober 2010.
Engel, J F; Roger D B; Paul, W M. 1995. Perilaku konsumen jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara.

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

A.Pengetahuan dan evaluasi produk
Sebelum konsumen membeli suatu produk, konsumen harus mengetahui dahulu keunggulan, kelebihan serta kebaikan dari produk tersebut bila konsumen membeli. Pengenalan akan suatu invoasi baru dari sebuah pruduk kadang memerlukan upaya yang besar agar konsumen mengetahui produk tersebut selain produk yang sudah ada di pasaran.
Yang lebih mendasari, pemasar mutlak perlu memeriksa apa yang sudah diketahui oleh konsumen karena pengetahuan ini adalah faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Apa yang konsumen beli , dimana mereka membeli, dan kapan wmereka akan membeli akan bergantung pada pengetahuan yang relevan mengenai keputusan dalam membeli.
Contoh kasus seseorang biasa menggunakan produk sariayu untuk tat arias wajah nya, lalu ia di tawari produk Avon yang sama kegunaan serta hasil dari tata rias tersebut, konsumen akan membeli produk yang terbaik bagi dirinya walaupun ada produk lain yang baru keluar serta memberikan hasil yang sama serta harga yang tidak terlalu beda.

B.Pengetahuan dan persepsi
Persepsi pada suatu produk ialah pengetahuan konsumen mengenai suatu barang yang konsumen beli, misalnya khasiat dari suatu barang atau produk yang subyek gunakan. Misalnya konsumen terlalu mempercayakan kesehatannya pada suatu produk yang dianggap berkhasiat dalam menyembuhkan masuk anginnya saat itu, namun ada orang juga yang tidak terlalu percaya terhadap khasiat dari produk tersebut.



C.Isi pengetahuan: pengetahuan produk, pembelian dan pemakaian

Isi pengetahuan merupakan pengetahuan konsumen akan suatu produk atau barang yang dipasarkan oleh pemasar akan diminati oleh pembeli atau tidak sehingga pembeli harus teliti terhadap suatu barang yang akan di tawarkan. Kebanyakan dari konsumen hanya melibatkan fakta sementara dalam melihat suatu produk tanpa memikirkan bagaimana kegunaan dari suatu produk tersebut karena pengetahuan yang didapatkan hanya sepitas atau sebatas penglihatan saat itu tanpa menyadari apakan barang tersebut akan saya butuhkan atau tidak.
Pengetahuan konsumen di bagi dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, serta pengetahuan pemakai. Adapun penjelasannya yaitu:
1.Pengetahuan produk
Pengetahuan produk adalah pengetahuan konsumen akan suatu produk yang akan ia beli, sehingga informasi yang didapat mengenai suatu produk akan bermacam-macam. Pengetahuan produk meliputi:
•Kesadaran akan kategori produk
•Terminology akan sebuah produk
•Atribut atau cirri produk
•Kepercayaan tentang kategori produk secara umum

2.Pengetahuan pembelian
Pengetahuan pembelian meliputi bermacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan pemrolehan produk. Informasi meliputi dimana produk ini dapat dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Misalnya, saat suaru produk mobil keluaran terbaru akan diluncurkan, pembeli sudah memesan produk tersebut sebelum barang tersebut di lempar ke pasaran karena mobil tersebut hanya di jual beberapa buah saja atau yang lebih dikenal dengan limited edition.

3.Pengetahuan pemakai
Pengetahuan pemakan merupakan gambaran dari ketiga kategori embelian konsumen. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang di perlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut. Misalnya konsumen mengetahui apa kegunaan dari sebuah microwave tapi tidak mengetahui cara menggunakannya.



Daftar Pustaka

Engel, J F; Roger D B; Paul, W M. 1995. Perilaku konsumen jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara.

Rabu, 17 November 2010

hal yang g gag suka

gag tau kenapa reunian jadi gag berarti saat dy dtg...
knapa semuanya bahas dy, " heyyyy, kita dah putus, kmrn g khilaf jadinya g trima"
kayanya jadi hal yang aneh yah??? rencana g cm mo buat dy berubah tp ternyata dy gag berubah, so... putus...
i'm so so sorry ma pren....
saya cuma mau kumpul tanpa harus bahas dy...

saya mau konsen belajar dan cari yang lebih baik dari yang sebelumnya...
TUHAN bantu saya yah...

PERBEDAAN INDIVIDU

PERBEDAAN INDIVIDU
A. Konsumen dan Proses Pertukaran
Proses pertukaran yang terjadi dalam pemasaran melibatkan pertukaran sesuatu yang bernilai, yang diberikan oleh pelanggan untuk sesuatu yang bernilai yang di terima dari penjual.
Sumber daya lain yang di gunakan seperti energi, mungkin digunakan untuk berbelanja dan konsumsi, tetapi uang, waktu dan perhatian merupakan yang utama.
Contohnya dalam pasar tradisional seorang konsumen menukarkan uangnya dengan barang yang akan di butuhkan konsumen saat itu. Dalam sebuah organisasi, konsumen mungkin menukar waktu mereka sebagai sukarelawan, tenaga, pikiran atau bahkan uang untuk operasional organisasi tersebut.
Sebenarnya perilaku konsumen tersebut ditentukan, dipaksa oleh sumber daya yang tersedia untuk di tukar oleh barang dan jasa yang ingin dijual.

B. Sumber Daya Ekonomi Konsumen
Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat di pengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang mereka punyai atau mungkin yang mereka punyai pada masa datang. Untuk menjadi seorang konsumen di perlukan uang sebagai alat tukar.
Dalam era yang lebih awal di kenal barter, yaitu pertukaran barang yang lazim dilakukan. Barter masih digunakan dalam masyarakat kurang maju, contohnya saat ini barter masih digunakan di suku baduy dalam, dalam membarter sesuatu masyarakat baduy menukar barang yang mereka punya dengan barang yang mereka ingini, misalnya seseorang ingin menukar beras yang dimiliki dengan ayam atau kambing, mereka sudah mempunyai ukuran tertentu akan suatu barang yang di ingini.
Dalam masa sekarang di kawasan urban, masyarakat menggunakan sumber daya ekonominya, seperti pendapatan serta kekayaan itu merupakan variabel pertama yang harus dianalisis didalam perilaku konsumen dalam pembelajaan untuk kategori makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain (pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan sebagainya).

C. Sumber Daya Temporal
Waktu menjadi hal yang sangat penting dalam memahami perilaku konsumen karena banyak dari konsumen yang menghabiskan waktunya tiap minggu untuk bekerja rata- rata 8 jam setiap harinya sehingga mereka kahilangan waktu hanya sekedar untuk mengosongkan waktu untuk sekedar beristirahat. Walaupun demikina perilaku tersebut berhubungan dengan bagaimana orang menggunakan anggaran waktu mereka, kebanyakan dari mereka waktu dihabiskan untuk bekerja, tidur dan kewajiban lain. Namun ada bagian tertentu untuk kegiatan sangat pribadi yang disebut waktu senggang yang mencerminkan baik kepribadian maupun gaya hidup seseorang.
Contohnya setelah lelah bekerja dari senin sampai jumat seorang pekerja membutuhkan penyekgaran di akhir minggu, entah berekreasi atau melakukan hal yang membuat mereka nyaman serta dapat melepaskan penat selama seminggu bekerja.



D. Sumber Daya Koqnitif
Sumber daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan pelbagai kegiatan dalam pengolahan informasi. Ukuran kapasitas kerap digambarkan dalam instilah keratin, yang mewakili suatu pengelompokan atau kombinasi informasi yang dapat diolah sebagai suatu unit.
Kapasitas kognitif dikenal sebagai perhatian, terdiri dari dua dimensi: arahan yang menggambarkan focus terhadap perhatian , serta intensitas yang mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Misalnya, saat melihat iklan produk kendaraan, konsumen memilih produk mana yang disukai mulai dari merek, jenis, serta hal-hal yang mendetail dari produk tersebut setelah mnemukan hal yang di ingini mereka segera membeli produk tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Engel, J F; Roger D B; Paul, W M. 1995. Perilaku konsumen jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara.

Senin, 01 November 2010

Pengaruh situasi konsumen

1.Jenis- jenis situasi konsumen : komunikasi, pembelian, pemakaian
Memahami komunikasi, pengaruh iklan pada pembelian dan memakai suatu produk.
Situasi komunikasi dapat di definisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi maupun nonpribadi. Komunikasi pribadi mencakup percakapan yang mungkin diadakan konsumen dengan orang lain, sedangkan komunikasi non pribadi melibatkan program publikasi, seperti iklan.
Pengaruh iklan dapat membuat seseorang untuk bisa tertarik dalam membeli produk yang ditawarkan karena tertarik dengan pemaparan yang di tawarkan oleh iklan tersebut, sehingga bisa membeli serta menggunakan barang tersebut.
Contoh : membeli barang saat ada diskon, setelah melihat iklan di televisi maupun d Koran dengan potongan harga hingga 70%.

2.Interaksi orang dengan situasi
Memahami serta menganalisis pengaruh situasi dalam proses pembelian barang.
Banyak dari konsumen yang dipengaruhi oleh variasi dari situasi lain yang sesuai denga keadaan mereka saat itu, belum tentu saat orang lain menggunakan produk A saat ia berjemur di pantai tapi bisa saja orang lain menggunakan produk A sebagai lotion untuk ke kantor atau kemanapun ia pergi tidak harus saat berjemur saja.
Jadi penggunaan produk tertentu tidak hanya pada satu situasi saja tapi bisa untuk situasi lain untuk orang lain.

3.Pengaruh situasi yang tidak terduga

Memahami perilaku membeli dalam situasi yang tak terduga.
Bagaimana seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian, yang tadinya ia tidak mau membeli barang tapi karena susatu hal jadi membeli barang tersebut.
Contoh : saat jalan ke pusat perbelanjaan, ayah melihat ingin membeli baju baru padahal awalnya mereka ke pusat perbelanjaan hanya untuk belanja bulanan

DAFTAR PUSTAKA
Engel, J F; Roger D B; Paul, W M. 1995. Perilaku konsumen jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara.