Minggu, 14 Maret 2010

efek antropometri terhadap kinerja karyawan

Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri. Berdiri dengan posisi yang benar, dengan tulang punggung yang lurus dan bobot badan terbagi rata pada kedua kaki. Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan, tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm dibawah siku. Agar tinggi optimum ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan lengan atas vertikal. Posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki dan sebaiknya berdiri tidak lebih dari 6 jam. Posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Beberapa persyaratan posisi duduk/bekerja dengan duduk adalah:
- Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.
- Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
- Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.

Dari sudut otot, sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk, namun dari sudut tulang lebih baik tegak agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Untuk itu dianjurkan memiliki sikap duduk yang tegak, diselingi istirahat dengan sedikit membungkuk. Posisi duduk hendaknya memperhatikan tinggi alas duduk yakni sebaiknya dapat disetel antara 38 dan 48 cm, kursi harus stabil dan tidak goyang atau bergerak, dan kursi harus memungkinkan cukup kebebasan bagi gerakan petugas.

Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau berdiri secara bergantian. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statik diperkecil. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani, melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang tidak dipakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya gangguan sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha, mencegah keluhan kesemutan yang dapat mengganggu aktivitas.
Dari beberapa penjelasan di atas di ketahui bahwa, setiap pekerjaan yang di lakukan sebaiknya melihat dahulu sesuai dengan orang yang akan di tempatkan atau tidak, bila tidak sesuai akan membuat orang yang di tugaskan akan merasa tidak nyaman serta mengalami keterpaksaan dalam melakukan pekerjaan yang di perintahkan, yang mengakibatkan tidak efektif kinerja si karyawan tersebut.
Efek psikologisnya karyawan tidak nyaman terhadap pekerjaannya.

Daftar Pustaka
Fahriansyah, Fika W dan Mappiwali Asrull. 2009. LAPORAN FAKTOR ERGONOMI DI LINGKUNGAN KERJA RUMAH SAKIT BERSALIN PERTIWI MAKASSAR. Makasar : Universitas Hasanudin, Fakultas Kedokteran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar